H.DANTO BIN H.AMIN

H.DANTO BIN H.AMIN adalah Caleg DAPIL 1 Kabupaten Bekasi.Berjuang dan bernaung di Bendera Partai GERINDRA.Partai berlambang burung Garuda.

H.DANTO BIN H.AMIN

H.DANTO BIN H.AMIN adalah Caleg DAPIL 1 Kabupaten Bekasi. Dapil 1 Kab.Bekasi meliputi 6 Kecamatan ( Cikarang selatan, Cikarang pusat, Cibarusah, Bojongmangu,Serang Baru dan Setu )

H.DANTO BIN H.AMIN

H.DANTO BIN H.AMIN adalah Caleg DAPIL 1 Kabupaten Bekasi.Salah Satu Putra Terbaik Cikarang Berjuang untuk Rakyat Kabupaten Bekasi

H.DANTO BIN H.AMIN

H.DANTO BIN H.AMIN adalah Caleg DAPIL 1 Kabupaten Bekasi.Mohon Doa dan Dukungannya untuk Memajukan Kabupaten Bekasi

H.DANTO BIN H.AMIN

H.DANTO BIN H.AMIN adalah Caleg DAPIL 1 Kabupaten Bekasi.Tidak hanya berjuang untuk Cikarang, namun untuk Seluruh Rakyat Kabupaten Bekasi

Rabu, 24 Juli 2013

Isu-isu ideologis,anti liberalisme tak laku di Jual

Lembaga Survei Nasional (LSN) menilai naik turunnya elektabilitas kandidat calon presiden (capres) 2014, bergantung isu yang dijual saat kampanye. Mereka yang coba menjual isu berbau ideologis, anti liberalisme justru tak akan laku, terlebih buat pemilih muda.

"Isu-isu ideologis yang sering dilontarkan Pak Prabowo kurang menarik minat pemula, anti liberalisme, anti kapitalisme dan sebagainya," kata kata Direktur Eksekutif LSN Umar S Bakry, di Hotel Atlet Century Park, Minggu (5/5).

Dia menilai, anak muda sekarang lebih melihat jalannya pemerintahan dalam kondisi yang realistis. Tidak terlalu memimpikan yang sudah terlewatkan.

"Isu-isu ideologis kurang populer di mata pemilih pemula. Jadi pemilih pemula ini cenderung realistis," tambahnya.

Bakry juga melihat, generasi muda saat ini sudah mulai peka dengan isu-isu seputar korupsi. Oleh karena, capres yang dianggap bersih korupsi lebih dipilih seperti sosok Ketua Hanura, Wiranto.

"Pak Wiranto ada kaitan dengan partai bersih. Partai Hanura dipersepsikan paling bersih. Isu korupsi isu penting di mata pemilih pemula," ungkap Bakry.

Dalam kesempatan yang sama, dia memaparkan, para capres harus pintar-pintar meraih suara dari pemilih muda. Sebab di 2014 mendatang, diprediksi ada sekitar 30 juta suara milih pemilih muda.

"Pemilih pemula atau mereka yang berumur 16-20 sekitar 30 juta. Itu cukup signifikan," jelasnya.

Bakry menambahkan, partai yang bisa merebut hati pemilih pemula, berpeluang besar untuk memperoleh suara signifikan dalam Pemilu 2014.

Seperti diberitakan, dalam survei elektabilitas capres struktural di kalangan pemilih pemula, yang dilakukan LSN terhadap 1.230 sampel pemilih pemula berusia 16 hingga 20 tahun, Aburizal Bakrie menjadi tokoh parpol yang paling banyak dipilih, dengan persentase sebesar 18.6 persen,

Posisi Aburizal kemudian disusul oleh Wiranto 16.3 persen, Megawati Soekarnoputri 13.9 persen, Prabowo Subianto 12.4 persen, Hatta Rajasa 5.3 persen, Surya Paloh 5.3 persen, Yusril Ihza Mahendra 5.1 persen, Sutiyoso 3.6 persen, Marzuki Alie 3.3 persen, Anis Matta 2.1 persen, Muhaimin Iskandar 1.9 persen, Suryadharma Ali 1.2 persen, dan Undecided voters 10.9 persen.

http://www.merdeka.com/politik/isu-ideologis-yang-dijual-prabowo-tak-laku-buat-pemilih-muda.html


Presiden tak Ada Di Istana Saat May Day

Saat buruh sedang merayakan hari besarnya dalam memperjuangkan tingkat kesejahteraan yang masih di bawah standar. Namun demikian, Presiden yang menjadi tempat mengadu para buruh justru tidak berada di Istana dan lebih memilih berkunjung ke daerah.

Terkait hal itu, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon mengaku kecewa. Sebab, Presiden seperti abai terhadap nasib para buruh.

"Hari ini ribuan buruh di Indonesia melakukan aksi demonstrasi dalam rangka memperingati Hari Buruh sedunia. Namun pada saat yang sama, Presiden SBY diagendakan pergi ke Jawa Timur," ujar Fadli melalui siaran pers di Jakarta, Rabu (1/5).

Fadli mengatakan, kunjungan presiden dapat melukai perjuangan para buruh. Sebab, kunjungan itu dapat dinilai sebagai bentuk penghindaran presiden atas realitas yang dialami para buruh. Padahal, presiden sendiri pernah menyatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tertinggi dan terbaik di ASEAN.

"Upah buruh di Indonesia terendah dibanding negara tetangga di ASEAN. Thailand, memiliki upah minimum ekuivalen Rp 2,1 juta-2,8 juta, Malaysia Rp 2,4 juta, dan Filipina Rp 3 juta. Sementara Indonesia masih di bawah Rp 2 juta. Hanya Jakarta saja yang sudah di atas Rp 2 juta, itu pun belum dilakukan semua perusahaan," kata Fadli.

Lebih lanjut, Fadli mengatakan, kondisi para buruh tidak sebanding dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Menurut dia, para buruh tetap mengalami eksploitasi dari kelompok investor, salah satunya melalui upah murah.

"Banyak investor yang masuk ke Indonesia, tapi ini justru lebih disebabkan murahnya biaya buruh di negeri ini," pungkas Fadli.
http://www.merdeka.com/politik/gerindra-kecewa-presiden-tak-di-istana-saat-may-day.html