Rabu, 24 Juli 2013

Presiden tak Ada Di Istana Saat May Day

Saat buruh sedang merayakan hari besarnya dalam memperjuangkan tingkat kesejahteraan yang masih di bawah standar. Namun demikian, Presiden yang menjadi tempat mengadu para buruh justru tidak berada di Istana dan lebih memilih berkunjung ke daerah.

Terkait hal itu, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon mengaku kecewa. Sebab, Presiden seperti abai terhadap nasib para buruh.

"Hari ini ribuan buruh di Indonesia melakukan aksi demonstrasi dalam rangka memperingati Hari Buruh sedunia. Namun pada saat yang sama, Presiden SBY diagendakan pergi ke Jawa Timur," ujar Fadli melalui siaran pers di Jakarta, Rabu (1/5).

Fadli mengatakan, kunjungan presiden dapat melukai perjuangan para buruh. Sebab, kunjungan itu dapat dinilai sebagai bentuk penghindaran presiden atas realitas yang dialami para buruh. Padahal, presiden sendiri pernah menyatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tertinggi dan terbaik di ASEAN.

"Upah buruh di Indonesia terendah dibanding negara tetangga di ASEAN. Thailand, memiliki upah minimum ekuivalen Rp 2,1 juta-2,8 juta, Malaysia Rp 2,4 juta, dan Filipina Rp 3 juta. Sementara Indonesia masih di bawah Rp 2 juta. Hanya Jakarta saja yang sudah di atas Rp 2 juta, itu pun belum dilakukan semua perusahaan," kata Fadli.

Lebih lanjut, Fadli mengatakan, kondisi para buruh tidak sebanding dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Menurut dia, para buruh tetap mengalami eksploitasi dari kelompok investor, salah satunya melalui upah murah.

"Banyak investor yang masuk ke Indonesia, tapi ini justru lebih disebabkan murahnya biaya buruh di negeri ini," pungkas Fadli.
http://www.merdeka.com/politik/gerindra-kecewa-presiden-tak-di-istana-saat-may-day.html

0 komentar:

Posting Komentar